Pernahkan anda mendengar ubi cilembu ? Atau jangan-jangan, anda adalah salah satu penikmat dari makanan manis yang satu ini ? Di tengah gempuran makanan asing yang melanda Indonesia dan masyarakatnya, keberadaan komoditas yang satu ini bisa dibilang sebagai hujan di tengah musim kemarau. Hal ini menjadi harapan bagi petani lokal bahwa bangsa Indonesia masih ingat kalau mereka masih mempunyai makanan asli Indonesia yang lezat, bahkan kelezatan makanan ini ini sudah terkenal sampai negara Jepang, benarkah ?
Yup, ternyata ketenaran akan kelezatan makanan ini tak hanya diminati oleh negara Indonesia saja, tapi juga oleh masyarakat negara samurai ini. Dalam sebulan saja, para petani ubi di desa cilembu, Sumedang, bisa mengekspor sampai dengan 5000 ton. Wow ini merupakan angka fantastis untuk makanan asli Indonesia karena untuk konsumsi lokal saja belum tentu bisa sebanyak itu. Ekspor jenis makanan ini dinilai memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan bagi bagi para petani, karena bila dijual di dalam negeri, satu kilogram ubi hanya sekitar 7 – 15 ribu rupiah per Kg. Namun di supermarket jepang, harga ubi cilembu bisa mencapai 75 ribu rupiah per Kg. Perbedaan harga yang sangat jauh bukan ?! Jepang bukan merupakan satu-satunya negara tujuan ekspor untuk komoditas ini, karena masih ada beberapa negara tujuan ekspor lain seperti Singapura, Hongkong, dan Malaysia.
Namun untuk mengekspor ubi cilembu ke negara-negara itu bukanlah perkara yang mudah, mengingat proses seleksi barang ekspor sangatlah ketat. Salah satu petani ubi cilembu di sumedang menjelaskan, jika ubi cilembu itu kotor karena debu atau rambut, maka ubi akan ditolak, termasuk jika ubi yang dikirim ukurannya tidak seragam satu sama lain. Hal yang paling ditakutkan oleh para petani adalah jamur dan hama. Bila dua hal itu sampai ada pada si ubi cilembu, maka tak ada pengecualian lagi, si ubi cilembu harus “dideportasi” ke negara asal.
Para petani menyadari benar bahwa saat ini semua berpusat pada kemasan karena itu mereka sebisa mungkin menjaga penampilan ubi cilembu agar bisa dikespor. Pihak civitas academy juga turut membantu menangani masalah produktivitas ubi cilembu dengan berbagai penelitian yang berkelanjutan. Namun hal ini tidak akan terlepas dari peran petani dalam menjaga mutu dari ubi cilembu.
Picture source : nasional.news.viva.co.id