Apa itu landing web page?
Mengoptimalkan internet site bisnis melibatkan sejumlah strategi terstruktur, di mana salah satunya adalah merancang touchdown web page. Bisa dibilang ini merupakan “wajah” perusahaan sebagai kesan awal di benak konsumen. Apabila didefinisikan, touchdown web page adalah halaman website yang dituju oleh audiens setelah mengeklik iklan. Sebelumnya, pengunjung mungkin melihat iklan di media sosial, Google Ads, electronic mail, atau platform lain. Fokus dari landing page tidak hanya berhenti di pengenalan emblem atau produk, tapi memicu konversi menuju pembelian, berlangganan, atau aksi lain untuk meningkatkan keuntungan.
Mengapa harus menerapkan strategi touchdown page?
Pentingnya strategi touchdown page berkaitan dengan kesuksesan aktivitas pemasaran. Melalui touchdown page, pengunjung diarahkan untuk melakukan aksi tertentu sesuai goal yang telah ditetapkan. Misalnya untuk mengisi formulir, mencoba loose trial, hingga membeli produk.
Untuk mendukung target tersebut, idealnya landing web page akan menampilkan informasi yang dibutuhkan target audiens sebagai solusi atas permasalahan mereka. Dengan begitu, peluang bagi mereka untuk melakukan aksi yang Anda targetkan pun bisa lebih tinggi.
Cara membuat landing web page yang mendatangkan leads
Dalam dunia pemasaran, leads merupakan individu atau organisasi yang telah berinteraksi dengan bisnis Anda dan berpotensi untuk menjadi konsumen atau klien. Supaya berhasil mendatangkan leads, merancang landing web page ada triknya. Yuk, lihat di bawah ini!
1. Tetapkan target konversi terlebih dahulu
Semua bisnis pasti ingin memperoleh keuntungan. Namun, jalan menuju keuntungan bisa berbeda sesuai model bisnis masing-masing. Misalnya, usaha B2C bisa langsung mengarahkan audiens untuk melakukan pembelian produknya, sedangkan perusahaan B2B cenderung menargetkan agar pengunjung meninggalkan kontaknya.
Mencapai transaksi pun bisa diawali secara bertahap. Sebagai contoh, Anda bisa menawarkan unfastened trial atau memberikan voucher. Hal-hal seperti itu dapat mendorong keinginan untuk konsumen berbisnis dengan Anda tanpa memaksa.
2. Pahami goal audiens Anda
Siapa target audiens Anda? Sebelum menyusun landing page, ada baiknya pahami target audiens terlebih dahulu. Ketika memahami goal audiens, dapat diketahui apa saja kebutuhan, minat, juga kebiasaan mereka. Namun, pastikan bahwa profil audiens telah dibangun dengan rinci.
Profil goal audiens dapat mencakup informasi seputar usia, tingkat ekonomi atau SES stage, lokasi, sampai gaya hidup. Berdasarkan pengetahuan tersebut, dapat disusun desain dan tawaran touchdown page sesuai diri mereka. Contohnya, target audiens ibu rumah tangga dapat dijangkau melalui iklan di Facebook, kemudian pada touchdown web page dapat diberikan tawaran berupa voucher potongan harga.
3. Buat define touchdown web page
Langkah penting dalam cara membuat landing page adalah membentuk outline. Di sini, dapat dipertimbangkan apa saja elemen-elemen penting yang perlu ada dalam halaman tersebut. Pastinya, landing page perlu memiliki hasil copywriting menggunakan key-word relevan. Atur penempatan setiap elemen supaya enak dilihat dan mudah dimengerti audiens.
Four. Sertakan visible yang menarik
Halaman website manapun tentu belum lengkap jika tidak disertai visual menarik. Aspek visible dapat berupa ilustrasi, gambar, video, juga warna sesuai identitas logo. Kombinasi visual dan copywriting nantinya akan menimbulkan kesan estetika yang membuat pengunjung nyaman melihat halaman tersebut.
Jika menggunakan internet web hosting, sebenarnya cara membuat landing web page di WordPress atau penyedia hosting lainnya relatif lebih mudah. Sebab, pemula bisa langsung memanfaatkan template serta pengaturan yang disediakan. Warna dan font tulisan juga dapat diubah sesuai kebutuhan. Tinggal akses fitur dashboard untuk mengelola internet site Anda.
5. Susun CTA yang mengundang
Berikutnya, tentu Anda perlu menyiapkan tombol call to action agar mampu menarik audiens untuk mengunduh aplikasi, berlangganan, atau melakukan pembelian. Buatlah CTA yang mengundang rasa penasaran atau minat audiens, tapi harus jelas dan tidak ambigu. Contohnya seperti “Coba gratis”, “Pesan sekarang”, serta “Baca selengkapnya”. Susunan kata-kata tersebut mudah dimengerti, bukan?
Jika sudah menentukan copywriting untuk CTA, sematkan pada landing web page dengan warna mencolok. Misalnya, warna biru di atas historical past putih. Sebaiknya, tombol CTA mudah ditemukan, namun tetap gunakan skema warna sesuai emblem.
6. Jangan lupa optimasi search engine marketing pada landing page
Tentunya Anda ingin touchdown page bisa muncul pada peringkat atas hasil pencarian online, kan? Kuncinya adalah optimasi internet site secara search engine marketing!
Berdasarkan tujuan konversi, coba targetkan keyword yang masih relevan. Kemudian, sisipkan keyword tersebut saat Anda membuat konten untuk touchdown page. Namun, ingat, tidak perlu memasukkan key-word sebanyak-banyaknya karena justru akan spamming.
Selain itu, jangan lupa juga memberikan meta tags, yakni deskripsi tentang halaman internet site yang akan dibaca dan diidentifikasi oleh Google. Dengan begitu, Google bisa lebih mudah mengenali touchdown web page pada internet site Anda untuk kemudian di-ranking pada hasil pencarian online mereka.
7. Lakukan A/B testing
Suatu landing web page terdiri dari banyak elemen pendukung, mulai dari tombol CTA, kata-kata yang digunakan, tema dan warna halaman, konten visual, dan sebagainya. Wajar kalau Anda jadi bingung harus menggunakan elemen yang mana. Nah, di sinilah A/B trying out bisa sangat membantu.
Kadang disebut juga dengan split checking out, A/B testing adalah teknik membandingkan dua versi dari aset virtual untuk mengetahui versi mana yang membawa hasil lebih baik. Landing page termasuk salah satu aset digital yang dimaksud.
Katakanlah Anda dan tim sudah membuat tombol CTA, tapi bingung harus meletakkannya di bagian mana pada landing page. Dengan A/B checking out, Anda bisa membuat dua versi touchdown page; satu versi dengan tombol CTA di bagian atas, satu lagi di bagian bawah. Dari sini, nantinya akan terlihat landing web page mana yang lebih sukses mendatangkan pelanggan.
8. Evaluasi preview landing web page Anda
Selanjutnya, matangkan landing page Anda dengan melihat preview sebelum publikasi. Preview adalah pratinjau, yakni tampilan touchdown page yang akan dilihat oleh audiens. Saat melihat preview, perhatikan kembali bagaimana setiap elemen membentuk halaman website tersebut. Apakah penempatannya sudah mudah dipahami? Apakah kata-katanya menggugah audiens?